Secuil hati

 [ Fiksi ]

  Minggu siang di sebuah tempat makan dekat UGM. Aku janjian sama Octa
dan Ben.
10 menit lewat dari jam yang ditentukan. Heeemm.....ngeselin!
Tring...handphone berdering. Hanya whatsapp ternyata. Dan masih dari nomer yang sama.

"Haaaaiiii !!! Sorry telat. Ben kelamaan dandannya, "centil suara Octa tergopoh-gopoh menghampiriku. Disusul Ben yang cengar-cengir di belakangnya.
Tring...hp ku berbunyi lagi. Pasti dari orang itu lagi.

     "Mas kangen, sayang..."
"Heiii, kamu masih lanjut komunikasi ama dia??? Astaga, Yuna! Tugas kita udah selesai lho. Dan kamu masih wa terus sama Om Haris. Ketauan istrinya mampus kamu." Dan masih panjaaang lagi omelan Octa dan Ben silih berganti memarahiku.
Iya. Aku Yuna. Kami bertiga, aku, Octa dan Ben tadinya bikin survey untuk sebuah kepentingan. Survey tentang seberapa bisa seseorang menceritakan kehidupan pribadinya ke orang asing, orang yang baru dikenalnya.
Aku sendiri nggak kenal Om Haris. Ben yang memperkenalkan kami. Octa sendiri bersama Pak Gani. Sementara Ben hubungannya dengan Bu Yekti. Hubungan disini maksudnya adalah...intens berkomunikasi via teknologi. Pokoknya panjang ceritanya.

"Ben, mana hasilmu?", tanyaku. "Kamu juga, Octa.
Lalu mereka membuka laptop masing-masing, dan menyodorkan hasil kerjanya padaku.

"Gila ya Ben...Bu Yekti bisa begini amat komunikasinya ama kamu. Curhatnya panjang, "kataku. Dan Octa....datar-datar aja ya, kamu.

"Makanya, Yuna, aku lega saat semua selesai. Bebas.," kata Ben.
"Dan Pak Gani itu orang baik, Yuna...lurus, standar, nggak macem-macem ama cewek." kata Octa

"Beda sama Om Haris, teman-teman...dia manis banget omongannya. Hanyut aku jadinya. Eh...hampir hanyut. Untung nggak jadi." Aku meringis. Karena tentu saja dua temanku ini membully habis-habisan.
 "Tapi...aku harus berterima kasih untuk tugas ini. karena membawaku pada satu penemuan luar biasa tentang hati. Secuil hati yang mungkin kosong. Hati siapa? Panjang ceritanya."

"Yuna ngomong apa sih, Ben?" Sindir Octa usil
"Makanya, besok aja ya kuceritakan. Karena saat ini kita kan sangat sibuk menyusun tugas ini," kataku.

Handphone ku lagi-lagi berdering. Masih dari nomer yang sama.

.............................................( to be continued)



Posting Komentar

0 Komentar