Kelas Inspirasi Yogyakarta 2017

   Tahun ini, ikut lagi Kelas Inspirasi Yogyakarta, sebagai relawan pengajar. Mengajar satu hari, bercerita tentang profesi. Nah, kalau tahun lalu dapet SD di Kota Jogja ( baca di sini),  kali ini harus minggir jauh ke Tepus, Gunungkidul. Sesuai temanya, Mimpi Tanpa Batas kali ya..tahun ini SD nya jauh-jauh di perbatasan^^
Hari Inspirasinya sih sudah tanggal 4 Februari yang lalu. Tapi belum sempat cerita...ya sekarang aja ya ceritanya. Siapa tau berguna untuk yang ingin ikut mendaftar relawan Kelas Inspirasi, baik di Jogja atau di kota lainnya. Bukan hal besar mungkin, tapi peduli dan sayang sama anak-anak itu penting.
Iya betul, penting, bukan supaya anak-anak itu  berprofesi seperti kita, tetapi lebih ke memberi motivasi, menanamkan nilai-nilai yang mendukung mereka untuk meraih cita-citanya, apapun itu. bahwa untuk sampai pada titik pencapaian itu, ada langkah yang harus ditempuh.

Sabtu, 4 Februari 2017

Pukul 06.30 WIB, tim saya sudah sampai di halaman SD N Puleireng, Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Cuaca gerimis, udara dingin. Anak-anak sudah mulai berdatangan ke sekolah, Ada yang diantar naik motor, ada yang jalan kaki, ada yang bermain di halaman sekolah, tanpa alas kakai. Ada juga yang piket, menyapu, mengepel, membersihkan kelas pagi-pagi. Senang melihat semangat anak-anak ini. 


Saya dapat jatah mengajar di tiga kelas, yaitu kelas 2, kelas 4 dan kelas 5.
Masuk ke kelas 2, semua mata tertuju pada diri saya...hehe
Biasa, sebagai orang baru, orang asing yang belum mereka kenal, pastinya anak-anak ini ingin tau siapa saya, dan mau apa datang ke kelas mereka. Setelah ice breaking, perkenalan, suasana sudah akrab, aaah...lucunya anak-anak ini. Anak kelas 2 ini antusias ingin tahu profesi saya sebagai penyiar. Apalagi ketika beberapa gambar berwarna, saya keluarkan dari tas saya. Gambar-gambar peralatan terkait siaran, seperti mixer, pemancar, radio, gambar orang siaran dll. Tentu dengan kekhasan anak-anak ya...konsen sebentar lalu berisik lagi. Anteng sebentar, lalu yang duduk di belakang mengeluarkan mainananya sendiri, robot-robotan...haha...jadi kebayang bapak-ibu guru harus mengeluarkan energi lebih untuk menghadapi anak-anak ini. Saat itulah saya keluarkan mic dan headset dari tas saya. Lagi-lagi mereka penasaran, ingin tau, fokus lagi deh. Lalu beberapa anak melakukan praktek siaran bersama saya.
Heeem...menyenangkan!!


 Masuk ke kelas 4
Kelas ini relatif lebih tenang dibanding kelas 2. Tapi tetap saja ya, anak-anak SD, suka ada yang sibuk sendiri. Jumlah siswa di kelas ini hanya 8 anak. Saat saya tanya apa cita-cita mereka, jawabanya pun bermacam-macam: dokter, guru, polisi, tentara, pilot, pramugari, koki. Tidak ada yang pingin jadi penyiar radio ya...haha...^^ Tetap, di kelas ini saya bermain-main dengan mereke. Sesekali di tengah saya menjelaskan profesi saya, kami melakukan ice breaking, tepuk-tepuk, tebak-tebakan dll supaya tidak bosan. Saat saya mempersilahkan anak-anak untuk bertanya, mereka menanyakan nomer hp saya..wah! " Bu, minta nomer hp nya."






Lalu saya masuk ke kelas 5.
Seperti kelas 4, kelas lima ini lebih anteng lagi. Mereka menyimak baik-baik saat saya menjelaskan apa itu penyiar radio, siapa saya, bagaimana saya bekerja dan sebagainya. Lagi-lagi saya tanya apa cita-cita mereka, umum sih, tapi ada satu yang berbeda, ada yang bercita-cita ingin menjadi pengusaha sukses. Dia mengatakan ingin menjadi pengusaha kerajinana perak, rupanya dia terinspirasi sang ayah. Semoga sukses ya, nak!


Di setiap kelas juga saya selalu menanyakan, apakah kalian suka nonton tv? Nonton apa? Rata-rata menjawab judul-judul film kartun. Saat saya minta mereka untuk bernyanyi, yang muncul adalah lagu anak-anak: Pelangi, Bintang kecil. Serius, saya takjub! Di tengah gempuran informasi, dan berbagai tayangan di tv seperti sekarang ini, anak-anak ini tetap berada di dunianya. Tontonan anak, lagu anak...apa mungkin karena mereka berada di pinggiran kota. Dengan lingkungan yang mendukung mereka untuk menjalani hari-hari sebagai anak-anak sesungguhnya. Lingkungan pedesaan, banyak kebun, tanah lapang, bahkan sinyal hp pun sulit masuk. Entahlah...tapi ini memang berbeda.
Anak-anakku...sehat terus yaaa..semangat terus belajarnya, supaya kelak cita-citamu tercapai!!!


********************


Dan taukah? Bahwa  menjadi relawan pengajar di Kelas Inspirasi Yogyakarta 2017 ini sangat menyenangkan, memberi inspirasi tetapi juga akhirnya terinspirasi.
Ada cerita lain, tunggu di tulisan saya selanjutnya ya!







Posting Komentar

0 Komentar